HUMAS, BALIKPAPAN - Rutan Kelas IIB Balikpapan tengah mempersiapkan perayaan Natal dengan menggelar rapat bersama Gereja yang bekerja sama dengan Rutan Balikpapan. Rapat ini, yang dihadiri oleh pegawai Rutan Bapak Dani Sukartono Nababan sebagai penanggung jawab, bertujuan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan perayaan Natal yang akan diadakan di lingkungan Rutan. Rabu (29/11/23)
Rapat persiapan perayaan Natal ini dilaksanakan di aula Rutan Balikpapan. kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Gereja termasuk pendeta dan anggota jemaat, berkumpul bersama dengan Penanggung jawab kegiatan Natal di Rutan. Kehadiran mereka sangat diapresiasi sebagai bentuk kerjasama yang baik antara Rutan dan komunitas gereja di sekitarnya.
Gereja gereja yang bekerja sama dengan Rutan yakni Prison Fellowship Indonesia (PFI), Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia Batu di Balikpapan (YPPII Batu), Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Sangkakala Balikpapan, Gereja Sidang Sidang Jemaat Allah (GSJA) BPMC dan Gunung Sari, Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Imanuel, Gereja Bethany "Favor of God" Balikpapan, Gereja Gerakan Pentakosta (GGP), Gereja Advent, dan Gereja Pantekosta Serikat di Indonesia (GPSDI).
Salah satu agenda utama rapat adalah membahas rincian acara perayaan Natal, termasuk rangkaian ibadah, kegiatan sosial, dan hiburan yang akan diselenggarakan. Pihak Rutan, yang diwakili oleh Bapak Dani Sukartono Nababan yang terlibat langsung dalam persiapan, memberikan gambaran tentang fasilitas yang tersedia dan logistik yang diperlukan.
Kepala Rutan Balikpapan, Agus Salim menekankan pentingnya kolaborasi antara pihak Rutan dan Gereja sebagai bentuk kebersamaan dalam merayakan Natal. “Kita berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal agar perayaan Natal di Rutan Kelas IIB Balikpapan menjadi sukses dan membawa kebahagiaan bagi warga binaan dan semua pihak yang terlibat.”
Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, Kepala Rutan Balikpapan dan Gereja optimis bahwa perayaan Natal tahun ini akan menjadi momentum yang berkesan bagi warga binaan dan seluruh komunitas yang terlibat. Kebersamaan antara Rutan dan Gereja sebagai bentuk integrasi sosial menjadi contoh nyata bahwa perbedaan dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung kegiatan kerohanian warga binaan.